Karaoke atau bernyanyi dengan iringan musik menjadi hal yang tentu saja menyenangkan. Untuk keakraban atau sekedar melepas penat. Gila-gilaan bersama teman-teman ataupun bersama kekasih hati.
Suatu hari seorang teman memberi tahu bahwa ada sebuah tempat karaoke di Kelapa Gading yang memutarkan lagu-lagu karaoke dengan gambar-gambar wanita telanjang. Karna penasaran, kucoba menggali informasi kebenaran informasi tersebut. Secepat kilat kusambangi daerah yang dimaksud. Tiba di tempat tujuan, kupesan kopi di warung yang berada tak jauh dari situ.beberapa laki-llaki paruh baya nampak bercengkerama. Kucoba berbaur dengan ngobrol ngalor ngidul sembari mencari kebenaran. Tak terasa setengah bungkus rokok lenyap ku hisap. Usut punya usut ternyata memang benar cerita kawanku itu. Puas rasanya seakan tak sia-sia energi terbuang.
Malam minggu, sekitar jam 22.00 aku tiba di kos seorang teman wanita. Sebut saja Rita.Rita ini adalah teman satu kampusku namun beda fakultas.kami saling kenal karena sering bertemu di basecamp. Body gitar spanyol, tinggi semampai, kulit eksotis, rambut kecoklatan sepunggung sedikit bergelombang. Hmmmm…. bak pramugari. 2 hari yang lalu aku mengajaknya pergi untuk ber karaoke ditempat tersebut. Ternyata Rita tidak keberatan, walaupun sebelumnya aku telah memberitahukan situasi serta keadaannya.
Setengah jam perjalanan menuju lokasi. Sesampai di sana langsung kupesan satu ruangan VIP, tentu saja dengan harapan privasi aman terkendali… selanjutnya kami pun diantar oleh seorang wanita menuju ke ruangan yang telah kupesan. Sesampai nya diruangan, wanita tersebut menawarkan minuman dan makanan. Kami cuma memesan minuman dan makanan kecil saja, mengingat ini tempat karaoke bukan rumah makan padang. Setelah menerima order an, wanita tersebut gegas langsung ke luar. Sementara itu kami berdua mulai memilih lagu yang ingin kami nyanyikan maupun hanya untuk didengar. Dua buah lagu sudah selesai kami nyanyikan dan pintu ter buka kembali dan masuklah wanita tadi sambil membawa pesanan kami.
Cukup lama menunggu, aku mulai merasa penasaran karena gambar-gambar yang hot belum juga muncul dilayar TV. Kucoba sabar menunggu dan terus menunggu.Ternyata gambar-gambar hot itu baru akan muncul setelah jam 23.30.
Disuguhi gambar-gambar wanita telanjang dengan pose pose menantang membuat gairah sex ku muncul. Kurapatkan posisi duduk ku dengan Rita, mamahisiwi semester 6 itu, dan mulai melingkarkan tanganku di pinggangnya. Rupanya peka akan perubahan keadaan yang terjadi, ia pun mulai menyandarkan tubuhnya ke dadaku yg bidang sambil terus bernyanyi. Entahlah apa yang ada di benak Rita saat itu. Di lain sisi aku mulai sulit berkonsentrasi dengan teks-teks yang tertulis di layar TV. Tangan ku otomatis merespon seolah tahu apa yang menjadi tugasnya. Berbeda ketika harus berhadapan dengan komputer kantor yang seakan enggan menari-nari memijat tuts keyboard. Hahahahah… lupakan kantor, lanjutkan petualanganku. Pertama tanganku mulai meraba-raba punggungnya, perlahan tapi pasti tanganku mulai berpindah ke bagian depan. Hingga akhirnya kurasakan benar tanganku mulai menyentuh gumpalan daging yg terbungkus rapi oleh BH berenda yang agak tipis. Kubelai dengan sentuhan ujung jari . Remasan remasan kecil kuberikan ke gumpalan daging tak bertulang itu untuk menaikkan hasrat birahi rita.Terdengar syahdu Rita mulai mengeluarkan desahan-desahan lembut yang menggoda.
Desahan mahasiswi berdarah belanda tersebut semakin membuat gairah seksku meningkat. Kembali secepat kilat tanganku menyelinap di balik kaosnya yang ketat. Kulepaskan pengait BH di punggungnya yang mulus. “Kunci dulu pintunya sayang, nanti klo ada yang masuk gimana?,” kata Rita ”. Bergegas aku menghampiri pintu dan mencari kuncinya. Pintunya tidak berkunci. Kuputar otak untuk memuluskan hasrat terpendam ini… terlihat sebuah sofa yang ada didekat pintu. Tanpa pikir panjang , kudorong saja hingga menutupi daun pintu, lumayan pintu itu tak dapat langsung terbuka karena terganjal oleh sebuah sofa.
Aku segera kembali ke sofa tempat ku duduk semula dan mulai bergerilya. kulepaskan kaos dan BH yang dikenakan Rita. Ia sama sekali tak keberatan, bahkan justru membantu melepaskan kaos yang dikenakannya. Begitu kaos dan BH itu terlepas, kulihat dua buah gumpalan daging yang sangat menggemaskan. Ukurannya tak terlalu besar tapi sangat proporsional dg tubuh Rita yang ramping. Begitu mempesona. Sejenak aku terbelalak. Namun tak kubiarkan diriku terpesona terlalu lama, sgera kuraih buah dada Rita yang sudah menantang untuk diremas-remas dan dihisap. Desahan halus kembali terdengar ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dan disertai dengan hisapan maupun jilatan. “Ahh… ahh… ahh…, “pelan sayang jangan digigit,” Rita bergumam dengan gejolak birahi yang meninggi.
Melihat Rita yang meninggi, segera tanganku pun berpindah ke bagian paha. Jemariku mulai menyusup di bawah rok mininya dan mulai meraba-raba paha yang putih mulus, sampai meyentuh CD-nya yang juga berenda. Perlahan kulepaskan CD itu, kemudian kembali bergerilya di sektor vip hingga sampai di sebuah bukit kecil yang tandus. Rupanya Rita baru saja mencukur habis bulu rambut kemaluannya, sehingga dengan leluasa kutemukan celah di bukit itu. Ujung jariku menyusup masuk ke dalam celah dan mulai memainkan clitorisnya yang kenyal dan berlendir. Tubuh Rita mulai bergetar sembari terus mengeluarkan suara desahan-desahan nikmat,ahh… ahh… ahh…, ourghh sayang, disertai dorongan pantat, aku pun semakin bernafsu untuk meremas-remaskemaluannya.
Tiba-tiba Rita bangkit dari duduknya sambil berkata, “Mas mau lihat aku menari striptease ga?” sedikit terkaget, segera aku menganggukkan kepala pertanda spakat dengan usulnya. Rita pun kembali mengenakan seluruh pakaiannya dan mulai memilih lagu yang akan menemaninya menari-nari.
Rita mulai berdiri di tengah-tengah ruangan ketika lagu mulai dilantunkan, tubuhnya mulai meliuk-liuk mengikuti irama lagu. Ia meliuk-liukkan tubuhnya yang sintal dengan lemah gemulai dan menggairahkan, dengan sesekali meremas-remas buah dadanya dan terkadang meraba-raba kemaluannya sambil menjulurkan lidahnya. Satu lagu berlalu, Rita kembali menanggalkan kaos dan BH-nya, sambil terus meliuk-liukkan tubuhnya. Aku sebetulnya sudah tidak dapat menahan gairah birahi ini. apalagi melihat buah dadanya yang ranum bergoyang-goyang dengan indahnya. Melihat saya yang mulai blingsatan karena nafsu, Rita semakin hot meliuk-liukkan tubuhnya yang sintal. Sampia tiba-tiba ia melepaskan rok mininya lalu melemparkannya ke arahku “Buka, buka, buka CD-nya,” teriak ku. Mendengar teriakanku rita makin kerasukan danv semakin bernafsu meliuk-liukkan badannya dengan terus meremas-remas buah dadanya .
Setelah puas melangsungkan gerakan-gerakan yang merangsang, Ritamembelakangiku dan mulai memelorotkan CD secara perlahan-lahan yang semakin membuat nafsuku tak terbendung. Segera kupeluk tubuhnya dan kuremas-remas buah dadanya dari belakang. Tanganku dengan cepat menarik lepas CD-nya yang masih menempel di kakinya serta tanganku langsung menyusup ke celah di bukitnya yang tandus. Rita melenguh kenikmatan, “Aahh… ahh… ahh… ahh, ahh, ohh… Mas, ” ” udah ga tahan nich pingin ngerasain tusukan pedang Mas yang kuat dan perkasa,” katanya. “hhhhmmmm” segera kulepaskan celana jeans yang kukenakan.
Tiba-tiba aku teringat bahwa aku membawa seutas tali dan penutup mata yang akan kugunakan untuk mengikat tangan rita dan juga menutupi kedua matanya. Segera kusampaikan ideku itu sambil terus merangsangnya dengan remasan-remasan di buah dada dan juga kemaluannya. Rita mengangguk-angguk tanda ia menyetujui ideku itu, lekas aku mendudukkan tubuh rita kembali di sofa . dan aku pun mulai mengikat kedua tangannya di sofa dan kemudian matanya pun kututupi dengan selembar kain. Nafsuku benar-benar memuncak melihat Rita yang dalam keadaan telanjang bulat, terikat dan tertutup matanya. Melihat Rita yang sudah tak berdaya dan pasrah, aku pun langsung membuka CD yang kukenakan dan mengacunglah” Oscar” yang keras dan gagah.
Tanpa pikir panjang kudekap tubuhnya. Remasan-remasan kecil kembali kuberikan di sekitar dada. Kecupan-kecupan basah kulayangkan di tengkuk leher. Tangan kananku bergerilya memainkan perannya di sektor bawah. Kurasakan kemaluannya mulai berlendir. Desahan desahan kembali terdengar. “aaaaaarrghhhhgh….. maaaaaaasss…..” kali ini sedikit bertekanan. Sejenak kulepaskan pelukanku. Kubaringkan tubuhnya di sofa. Kakinya kubuka lebar sampai nampaklah gundukan kecil kenyal tak bertulang. Sedikit remang-remang, namun cukup jelas. Seoalah masih tak puas membuat Rita menggelinjang, aku pun mulai mencciumi paha indah yg jenjang itu. Perlahan tapi pasti kuarahkan kecupan menuju selangkangan… tubuh rita mulai bergetar hebat…”maaaaaaaasss ampuuunnn aarrrggghhh….” kujilat… kukecup klitorisnya. Sedikit kuhisap. Lendir semakin deras kurasakan menghujam lidahku. Rita semakin bergejolak… tubuhnya terus bergetar menahan perlakuanku. “masss… arrrgghhh… ayooo….” Cukup puas kuarahkan si”OTONG alias OSCAR” ke kemaluan Rita.
Kurasakan benar ujung kemaluanku menyentuh dinding kemaluanya. Walaupun sudah kebasahan, ternyata lubang kemaluannya begitu sempit. Dalam hatiku bergumam” gila nikmat betul” “aarrrggghhh” aku melenguh. Ngilu bercampur nikmat kurasakan. Tubuhku ikut bergetar. Rita kembali mendesah “ aaaarrrggh,.. maass…” kudorong kemaluanku semakin dalam,… ngilu yang kurasakan juga semakin dahsyat… “Arrggghhh…..” kali ini suaraku sedikit lebih keras. Entah…. baru kurasakan kemaluan yg seperti ini. Kuayunkan badanku mengikuti irama. Seakan membuat gelombang. Membombardir pertahanan Rita. Kenikmatan kurasakan begitu hebat. Masih penasaran dengan kenikmatan itu,, aku mencoba diam sejenak. Kurasakan ujung kemaluanku. Benar-benar kurasakan. Ngilu…. ya tetap ngilu. Tapi berirama… “oh my ghost!!!! Ternyata kemalluan Rita menghisap kemaluanku. Seaakan akan ingin menelan nya mentah2. “orrrghhhh…. “ aku merem melek merasakannya.
Beberapa saat kami bergulat mengikuti permainan kenikmatan ini. Hingga akhirnya tangan Rita mencengkeram punggungku. Sontak aku terkaget… “aarrrggghhh …. maassss….!!!” Rita berteriak sejadi jadinyya…. kurasakan hangat lendir mulai mengalir. Kucabut kemaluanku. Tapi Rita belum melepas cengkeraman nya. Tiba-tiba menyemburlah cairan kenikmatan dari kemaluan rita. Seperti gunung berapi yg meletus…. “ssssrrrtttt……” pelan tapi terdengar jelas suara dari kemaluan Rita tanda sesuatu telah keluar dari sana… membombardir tubuhku bak senjata api… tubuhnya menggelinjang tak beraturan. Nafasnya tersengal sengal. Rita menjerit sepeerti kesurupan. Tak berapa lama tubuhku juga bergetar pertanda peluru liar akan segera keluar. Kunikmati betul apa yg akan terjadi…. dan….”aaaarrgghhh rrriiitttaaa saaaayyyaaannggg….” ku tumpahkan air maniku kedada rita. Tak terasa setengah jam telah berlalu. Hingga akhirnya aku dan Rita merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Selesai mengatur nafas kami bergegas merapikan diri. Kuanggap cukup.. Kukembalikan semua ke posisi semula. Tak lupa ku kecup kening Rita. “terima kasih sayang” ucapku. Memang masih tersedia 15 menit kami di dalam ruangan itu. Tapi tak apalah kami sudah merasa puas. Hingga kami putuskan untuk meninggalkan ruangan itu. Tak lupa kutinggalkan selembar uang biru sebagai tip di atas meja.
Sepanjang perjalanan pulang kurasakan,,, Suasana begitu nyaman kunikmati menyusuri indahnya malam kota jakarta. Haha….