Aku dikenal sebagai istri seorang ustad. Usiaku 37, waktu menikah dengan pak ustad umurku
masih 15 thn. Anakku 2 orang, laki dan perempuaan. Aku rajin merawat tubuhku, dengan tinggi 168 cm serta
dikarunia kulit putih, banyak orang yang menyangka bahwa usiaku masih relatif muda. Yah...diusia ini cobaan
datang menerpa, suamiku terserang penyakit paru2 yang menyebabkan separuh paru2 tdk bekerja.
Akibatnya setiap kami berhubungan intim aku tidak mendapatkan orgasme. Setiap hari aku merindukan
datangnya orgasme, hal itu membuat birahiku meninggi segala cara kutempuh agar mendapatkan hal yang kurindukan. Tapi apa daya, kenikmatan yang ku peroleh jauh berkurang. Melampiaskan frustasiku aku jadi lebih merawat diriku, setiap hari aku luluran dan merawat kewanitaanku denga jamu2an tradisional. tak lupa selembar sirih selalu kuusapkan pada bagian kewanitaanku. Kemana aku pergi aku selalu memakai jilbab dan jubah sebagai simbol bahwa aku wanita muslimah. Aku aktif disetiap kegiatan pengajian dikampung hingga
tingkat kelurahan.
Seperti malam yang biasanya, aku meladeni suami tercinta, setelah kami melakukan sholat tahajud suamiku membuka mukenah putih yang biasa kupakai. Setelah mukena dilucuti aku hanya mengenakan bh saja,tanganku pun menggapai sarung suamiku. Kurasakan otot itu semakin membesar dengan telaten kukulum kontol suamiku. “ssshhhhh....sayang anget, sayang” desah suamiku, aku pun semakin bersemangat, kujilat bijinya hingga sampai ujung anusnya. Dan suamiku menarik tubuhhku ke ranjang kami. Dengan lembut, kumisnya menjelajah ke payudaraku yang berukuran 34D, “Ah.....pa......aku geli” segera tangannya menelusup diantara kedua pahaku, diusapkan tangannya ke vagina dan kelentitku. Birahiku menjadi semakin meninggi, badanku menggigil menerima deraan birahi. Disaat lendirku mulai membanjiri liangku, suamiku menurunkan wajahnya menyusuri perutku dan turun menjilati kelentitku. Ribuan volt seakan melewati kelentitku dan merambah setiap inci bagian tubuhku. Aku meremas sprei, kepala mendongak menyambut kenikmatan itu, suamiku bersimpuh tepat ditengah selangkanganku. Berlahan ia mendorongkontolnya memasuki vaginaku, ukuran penisnya memang standart, tp krn aku rajin senam otot2 kewanitaanku menjadi sempit, kurasakan kepala kontolnya mulai memenuhi liangku, berlahan semua batang kontol itu masuk mentok ke dalam liangku. Begitu mentok, ditariknya lembut keluar, membuat tubuhku beringsut dan melengkung mengejar kenikmatan itu.begitu berulang selama 1 menit berlalu .”Ah....mama...kok udah keluar banyak?” tanya suamiku”papa.....puasin aku pa” rengekku. Cairan cintaku semakin menjadi birahiku meninggi, tapi tiba....aku merasakan kedutan dan cairan panas memenuhi ronggaku, lalu suamiku ambruk diatas badanku.”ahhhhh...ma...aku nyampek” kegesekkan pantatku agar kontolnya tetap menggesek liangku. Tapi apa lancur, kontolnya semakin mengkerut dan “plop” cairan sperma meleleh keluar dari vaginaku. “ Mama udah nyampek?” aku hanya mengangguk kecil, suamiku tersenyum dan memindah badannya kemudian tak lama terdengar dengkuran. Aku seolah masih tak percaya, aku belum merasakan apa2, birahiku masih terasa ditubuhku. Masih kurasakan gatalnya liang vaginaku merambat sampe pangkal pahaku. Kugosok labia mayoraku untuk mengurangi rasa gatalnya.
Aku pun bangkit dan kekamar mandi, kuambil sabun untuk mencuci kemaluanku. Tampak kelentitku masih mengeras, aku iseng lalu kugosok memutar, rasa licin dari sabun melancarkan jariku, rasanya badanku semakin merinding, aku duduk dan bersandar ditoilet. Kakiku kubuka lebar, aku membayangkan suamiku mengusap2 kemaluanku. Kumasukan 1 jariku kedalam vaginaku, aku menemukan rangsangan yang luar biasa setiap kali jariku keluar masuk kevaginaku, kumasukkan lagi jariku. Dengan dua jari aku menggosok2 vaginaku kearah bukit kemaluan, badanku bergetar menahan rasa ingin kencing, dan ketika jariku semakin cepat nafasku mulai tersenggal2, tiba2 bak tersengat listrik badanku menegang dan tanganku terjepit oleh kedua pahaku. “arrgggghhhh...” aku mengerang menyambut kedutan2 dipangkal kemaluanku.
Setelah mereda kucabut jariku dari kemaluanku, tampak genangan kuning terlihat dilantai kamar mandiku. Keringatku bercucuran kuseka dengan handuk, akupun mencuci mukaku dan kembali ke tempat tidur.
Ditempat tidur pun aku tidak sanggup memejamkan mataku. Aku memutuskan mengambil minuman didapur. Rumahku yang besar ini tampak sepi, anak2ku masuk ke ponpes semua. Aku tinggal ditemani oleh pembantu dari madura, namanya cici. Wajahnya sih biasa2 saja cm bodynya bahenol, dia lebih suka memakai krudung daripada jilbab kurung seperti biasa ku pakai. Malam itu kulihat lampu garasi sudah dimatikan, kulihat pintu kamar cici masih terkunci. Sayup2 aku mendengar erangan cici, dengan mengendap2 ku dekati jendela nakonya yang terbuka. Dengan hati2 tanganku mulai menyibak kelambu.”degh...” aku seolah tak percaya, ternyata cici sedang bermain sek dengan narto tukang becak diujung jalan. Tampak cici mngambil posisi dogy style, payudaranya tampak mengantung bulat dan putingnya mengacung kebawah. Sentakan Narto dipantatnya membuat cici bergoyang2 ke dua susunya berputar kencang, tmpak satu jari narto masuk kedalam anus cici. “Plak, plak.....suara benturan paha narto dengan pantat cici.”Ahhhhh....mas aku mau nyampe” cici tersungkur diranjangnya, tangannya menarik sprei dan nafasnya menderu2. Narto semakin mempercepat sodokkannya. Aku tanpa sadar mulai mengusap kemaluaanku dibalik kimonoku. “masssssss cici nggak kuat.....” tiba2 cici membuang pantatnya kesamping sehingga kontol narto yang belepotan peju terlepas,” hei....dasar wanita nakal....makan nih kontol” dijambaknya rambut cici dimasukkan kontolnya kedalam mulut cici. Dengan telaten cici mulai mengulum kontol narto “mmmmm...mas nakal” narto menempati posisi ditengah selangkangan cici. Dengan tanganya memegang kontol ditempelkan kontol besar dengan ujung jamur itu ke kelentit cici. “auhhhh...geli mas>>>aku ngak tahan....” “ ngak tahan apa, CI?” narto semakin cepat menggosokan kontolnya, aku tanpa sadar meraba puting susuku melihat cici bak tersetrum listrik. Tubuhnya kelojotan sehingga spreinya semakin berantakkan.”Masss....masukin....””bilang kamu mau kontolku” bentak narto sambil memelintir susu cici”Iya mas...aku mau kontol....” akhirnya jamur itu menerobos masuk ke liang cici, tampak cici mengangkat pahanya tinggi2 sehingga aku bisa melihat kontol yang terjepit rapat oleh vagina cici. Tiap kali keluar vagina, tampak labia mayora cici menempel kekontolnya narto. Kedua susunya bergoyang2 dan cici menggigit bibirnya. Memekku semakin basah, birahiku semakin meninggi. Tanpa sadar tanganku mulai menggosoki kemaluan dan susuku. Rasa hangat menerpa tubuhku kepalaku seolah berputar. Sekarang kedua tangan narto mulai mencengkram payudara cici dan memlintir putingnya. Sekali2 tangan itu pindah menggosok klitoris cici, tampak klitoris itu smakin membengkak dan memerah. “uhhhhhh mas...aku ngak tahan mas” ceracau cici tiap kali narto menggosokkan klitorisnya.
Aku Cuma bisa mengambil nafas pendek sambil memutar2 klitorisku. Tak lama kemudiaan cici mulai menggeram “ mas aku mau nyampe”,” barengan ci....” cici mengelinjang keras pantatnya bergerak kesamping tapi kali ini narto sigap. Di cengkramnya bokong cici dengan satu tangan sambil mengejan masih sempat tangan kanannya menarik kelentit cici dengan keras dan panjang. “serrrrrr....ahhhhhh..........duhhhhhh enak’eeee” cici menyemprotkan pipisnya yg tumpah di paha narto, tanpa jijik narto menjilati tangannya yang belepotan dengan pipis ” sedap, ci......wangi “ muka cici tampak memerah. Aku tanpa terasa kembali dilanda orgasme kembali kujepit tanganku dengan pahaku. Kutahan suara teriakkanku walaupun sebenarnya aku ingin berteriak.untuk kedua kalinya aku lemas dengan menyeret langkahku aku kembali mengambil minuman dikulkas. Sambil bersandar lemas dikursi meja makan......... Oh...orgasme aku rindu....pikiranku berkecamuk ingin rasanya aku berselingkuh..... Sayup2 terdengar adzan subuh, aku bergegas mengamil mukena dan membangunkan suami tercinta.
Aku bersama suamiku pergi ke masjid, kulihat kamar cici waktu aku melewati garasi. Lampunya tampak padam, aku pun pergi ke masjid melalui pintu garasi. Saat dijalan tidak kulihat becak narto mungkin dia sudah pergi. Setelah mengalami berbagai hal yang mendebarkan aku menjadi amat lelah, badanku menjadi meriang.” Ma.....badan kamu kok anget?” kata suamiku sambil meraba keningku. Aku hanya tersenyum”Mama istirahat aja, aku ada perlu pagi ini. Mungkin entar sampai sore” aku hanya mengangguk kecil. Lalu setelah sekian lama aku tertidur aku dibangunkan oleh adzan ashar, bergegas aku melangkah ke kamar mandi.
Aku ingat aku belum sholat dhuhur, setelah aku mandi aku tergesa2 memakai mukenaku, tanpa memakai dalaman. Setelah aku menunaikan sholat aku berdiri didepan cermin, ku buka mukena atasku. Aku pun melihat rambutku tergerai sepundak, urat2 hijau menjalar dari leher hingga dadaku. Terpampang tubuhku bugil, kuamati kedua bongkah payudaraku yang msh membulat dengan puting yang mengacung. Puting2 itu telah membesar krn aku memberikan asi pada dua anak2ku. Kulihat kulitku yang putih mulai memerah karena dingin, aku mengelus lembut kedua payudaraku. Masih teringat adegan panas cici tadi malam. Wajahku mulai memanas diterpa birahi, kudongakkan wajah tiap kali aku menarik puting2ku. Bagian bawahku mulai terasa lembab, aku mulai duduk ditepi ranjang. Kutarik mukenaku keatas, kubuka lebar kedua pahaku. Aku mulai mengelus kelentitku, berlahan rasa geli mulai menjalar memasuki dadaku. Listrik birahi itu mulai merambat kepunggungku dan tulangku merambatkan strom ke tengkukku sehingga merinding. Kutundukkan kepalaku untuk melihat kewanitaanku yang mulai basah. Aku semakinterangsang melihat sebagian lendirku tampak berkilat2 membasahi sebagian kewanitaanku.
Berlahan kuturunkan jari2ku kearah lubang vaginaku, kudapati daging kecil di dekat bibir vaginaku. Aku mulai merasakan daging itu semakin mengeras, aku pun roboh diranjangku. Aku membuka lebar2 pahaku dan mulai mengangkat tinggi2 pantatku. Semakin lama gelombang birahi yang kumainkan semakin meninggi, akupun semakin begelinjang2 mengikuti irama jariku dalam vagianaku, tak ketinggalan putingku juga kumainkan. Rasa ingin pipis menyerang kemaluanku rasanya aku tidak mampu lagi menahannya, tiba”srrrrttttt....ahhhhhhhhhh” keluarlah maniku membasahi mukena dan spreiku. Aku menikmati detik2 orgasmeku, nafasku tersenggal2 kurasakan jari2ku diurut oleh vaginaku. Aku terdiam untuk beberapa saat, sampai aku mendengar ada langkah kaki mendekat, aku pun bergegas bangun dan menutup pintu. Sambil kutengok sekelebat bayangan tampak menuruni tangga, kukira itu adalah cici. Aku turun dari tangga dan menuju dapur, kudapati dapur dalam keadaan kosong.”Ci...cici...” kupanggil cic i”ya...nya...ada apa?” tampak cici masih mengenakan balutan handuk dikepala. “ kamu tadi bersih2 dikamar atas?” “blom, nya....rencana nanti setelah magrib” aku terhenyak memikirkan bayangan tadi.”oh...ya,nya. Itu Den rendy lg nunggu bapak dari tadi” randy adalah tetanggaku yang sering konsultasi ke suamiku perihal agama. Umurnya 33 tahun dia sering memanggilku mbak, kupikir karena usia kami tidak terpaut jauh. Sosoknya yang ganteng didukung bodinya yang tegap berotot menjadikan randy sebagai buah bibir dari ibu2 komplekku. Banyak diantara mereka yang menjodohkan anaknya sama rendy, entah kenapa dia selalu menolak. Pekerjaannya di bank juga sudah cukup mapan. Aku berjalan kedepan menemui rendy, kulihat dia lagi melihat hpnya”assalamualaikum.....” aku mengucapkan salam”walaikum salam....ehh...mbak. katanya cici mbak dewi lagi sakit?” kulihat rendy menjadi salah tingkah.”udah baikan....thank ya”aku duduk didepan rendy”kamu ada perlu sama pak ustad, Ren””iya mbak””mungkin bentar lagi beliau datang” lalu terdengar bunyi klakson, akupun segera keluar membuka pintu.”assalammualaikum, ma” aku mencium tanggan suamiku.”Itu pa, ada yang nunggu””sapa””rendy” suamiku bergegas ke ruang tamu, akupun pergi menyiapkan makanan. “Ma...aku pamit keluar sama rendy” aku bergegas ke depan, rendy tersenyum menundukkan kepalanya,”pamit dulu, mbak”. ”iya ati2 dijalan”,”assalamualaikum, ma...”. mereka pun dengan berboncengan meninggalkan rumah. Aku melihat ada hp yang tergeletak disofa, kupegang hp itu ternyata itu hp rendy, aku berniat untuk meletakkan diatas meja. Tanpa sengaja aku melihat ada foto wanitadi hp itu, Kuurungkan niatku untu menaruh hp itu. Kubuka hp itu dan kudapati gambar wanita itu, semakin kubuka aku semakin terkejut. Ada beberapa foto diriku dalam setiap kegiatan yang aku ikuti, aku semakin berdebar2 melihat kedalam hp rendy. Sampai pada gambar aku melakukan masturbasi, aku menggigil sendiri. Rasa maluku membuat aku ingin membanting hp tersebut, kuurungkan niatku dan aku mengambil hp kuletakkan disaku dasterku.
Hp rendy berdering”Halo, mbak dewi....hpku ketinggalan di sana?”,”iya, dek rendy aku pingin ngobrol sehubungan dengan isi hpmu”aku berkata dengan perasaan marah .”Maafkan aku mbak, besok kita bicarakan”.”baik mbak tunggu” aku menutup pembicaraan. Sungguh aku menjadi marah, bingung dan resah bagaimana mungkin rendy mengetahui semua itu. Aku berfikir nanti klu rendy menyebarkan fotoku atau tidak sengaja membicarakan hal itu, tentu akan menjadi aib keluargaku. Semalam aku kembali tidak bisa memejamkan mata. Aku menyesali kenikmatan sesaat itu. Tit.....tit..tit....hp rendy menerima sms, kubuka sms itu ternyata dari rendy. “mbak aku dengan sebenar2nya minta maaf, pabila perbuatanku telah lancing membuat mbak jadi marah.” Begitu sms yang kutrima, aku malas membalas sms itu. Aku tertidur sampe paginya. Pagi itu seusai menunaikan sholat subuh, aku melakukan aktifitas memasak sarapan untuk suamiku. “Ma.....mama...aku ada berita baik” suamiku datang dengan senyum mengembang.”aku tadi ditelepon oleh temenku Soleh, yang punya pesantren itu, ma. Katanya aku suruh bantu2 di pesantren krn pak mentri mau datang ke pesantren”, “kapan berangkatnya, pa?” aku cemas suamiku bakal lama tinggal dipesantren.”Hari ini juga,Aku mungkin seminggu disana, ma” kecemasanku semakin menjadi2. Dengan berat hati aku melepaskan kepergian suamiku. Setelah suamiku pergi aku teringat akan rendy, aku sungguh tidak ingin rendy kerumah. Kutelepon no hpnya dengan menggunakan hp nya yang ketinggalan, cm nada panggil yang kudengar. Kesal juga rasanya, aku memutuskan untuk menunggunya. Seharian kutunggu tidak Nampak batang hidungnya, sampe malam pun aku lelah menunggu akhirnya aku putuskan untuk sholat tahajud setelah kuapastikan bahwa rumah dalam keadaan terkunci. Aku kembali tertidur setelah sholat tahajud.
Pagi harinya aku menelepon hp rendy, sama seperti kemarin dia tidak menjawab panggilanku. Penasaran aku pergi kerumah rendy, saat kutanyakan mama nya, mamanya menjawab klu rendy 2hari ini belum pulang karena tugas kantornya. Aku kembali dan merasa lega, sekembalinya dirumah aku merasa demam dan tidak enak badan. Pikiran gambar pornoku di hp rendy benar2 mempengaruhi moodku. Malam hari dengan ditemani cici aku tidur2an diruang tv. Aku mengenakan balutan jubah agar dapat mengusir rasa dingin. Untuk sesaat aku terlena dalam mimpi. Dalam mimpiku aku mendapati suamiku telah pulang. Suamiku datang dan tanpa salam mengulum lembut bibirku rasa rindu yang menyerang membuatku semakin agresif. Kuladeni belitan lidah suamiku, aku semakin terlena dengan permainannya manakala tangannya turun dan membelai susuku.
Ditariknya putingku yang menyebabkan aku mendesah. Lidahnya turun menyusuri setiap jengkal leherku akupun semakin memeluk kepala suamiku, disaat lidahnya memainkan putingku dan giginya menarik lembut putingku”sssshhhhhhhh....papa.......” suamiku hanya mendongakkan kepalanya dan menatapku kembali bibirnya memangut bibirku. Kudapaati area wanitaku semakin basah, diturunkan tangan kasar suamiku kearah memekku. Ketika jarinya mengusap kelentitku aku mulai melengkungkan tubuhku, rasanya juataan volt listrik menyetrum semau tubuhku. Kemudian kepala suamiku berlahan menyusuri perutku, dengan lidahnya suamiku mengaduk2 pusarku, aku menggelinjang2 kegilian. Kuremas dan kujambak rambut suamiku, berlahan lidahnya menyusuri perutku turun kepahaku menjilati bagiaan dalam kewanitaan. Labia mayoraku ditarik dan kelentitku menikmati sapuan lidahnya. Ohh......aku menjadi tersadar bukankah suamiku tidak melakukan oral sek selama kami menikah, aku menjadi sadar bahwa aku bermimpi. Rasa dan jilatan dikemaluanku begitu nyata aku segera membuka mataku.”atafirrullah, rendy...!” aku terkejut bahwa yang menggauliku ternyata rendy. Aku menjadi panik kudapati tubuhku telah separuh bugil, kusilangkan tanganku untuk menutupi susu dan kemaluanku. Kudapati matahari pagi memasuki rumahku, aku telah tertidur lama. “tenang mbak, cici telah pergi belanja”ujar rendy sambil tangannya kembali memeluk tubuhku, diturunkannya kepalanya menciumi setiap inchi payudaraku. Aaku yang sudah sangat basah benar dikuasai nafsuku, hanya kebangaan sebagai ustadzah masih menyisakan perlawanan terhadap rendy. Tangannya yang terjepit diantara pahaku mulaii mengorek2 kemaluaanku, terpaan birahi yang tidak terhindarkan datang. Secara berlahan perlawanan pahaku mulai mengendur, dan rendy tau itu. Dimasukkan jari2nya kedalam vaginaku, kini jari2 itu mulai mengaduk2 semua rongga vaginaku. Disaat semua gairah itu meresap kedalam pembuluh darahku tiba2, ting...tong...assalamualikum.......belku berbunyi. Aku melompat bersamaan rendy juga terkejut melompat kebelakang. Kulihat dari ruang tamu, ada jamaah ibu2 berdiri di depan pagarku. Aku segera merapikan pakaianku. Dengan tergesa kukenakan jilbab secara sembarangan”maaf...ibu2 saya baru bangun....silakan masuk” akupun bergegas masuk kamarku tak lagi kulihat rendy ada di ruang tv. Setelah mencuci muka aku segera menemui ibu2 pengajian. Rupanya si cici menyebarkan kabar klu aku sakit kemudian ibu secara berkelompok datang ke tempatku. Kulihat sekelebat bayangan rendy ada diatas, mungkin dia berusaha menggambil hpnya tapi hp itu kupegang.
Pagi itu ibu2 berinisiatif mengantarkan aku kedokter, setelah menunggu cici aku pun bergegas keatas untuk mengganti pakaian. Kusangka rendy akan menungguku ternyata, dia sudah pergi. Aku pun ke dokter dengan perasaan tenang. Pulang berobat aku menyuruh cici agar selalu menemani aku, aku tidak ingin kecolongan lagi. Bahkan aku memakai celana jin didalam jubahku. 3 hari telah berlalu ,tiba2 aku didatangi oleh rendy, kutrima ia di ruang tamu.”plak...”aku menampar keras pipinya hingga tanganku kesemutan.”rendy kamu udah melampaui batas kesusilaan” aku membentak dia, rendy hanya bisa menunduk.” Apakah kau berniat menghancurkan rumah tanggaku?”.”Mbak dengarkan aku” rendy berlutut didepanku, aku pun mendudukan diriku disofa.”sudah lama aku mencintaimu, mbak” kata2 rendy benar2 mengejutkan aku.”aku bersedia menuruti apa syarat dr, mbak”tampak matanya sebab, aku percaya akan ketulusan dirinya.”aku hanya ingin dek rendy menghapus foto2 dan melupakan kejadiaan yg kita alami”.”baik mbak, untuk hpku biarlah mbak dewi simpan. Aku hanya akan mengambil sim cardnya” kuulurkan hp ketangan rendy, dengan cepat dibongkarnya hp tersebut. Lalu hp itu sudah berpindah tangan kediriku, dengan senyum yang dipaksakan rendy pun pamit. Tak terasa waktu sudah berjalan bulan, aku tak pernah sekalipun melihat rendy. Pernah aku bertanya pada mamanya, katanya sekarang dia kos agar dekat dengan kantor. Suamiku juga lagi sibuk mengurus pesantren, dengan limpahan materi yang ada tidak juga menutup kebutuhan sekku. Tiap hari aku beronani, klo malam aku menonton cici dengan narto. Aku benar2 kesepian ditengah rahmat yang kutrima. Kondisi suamiku yang kepayahan sering kali menjadi kendala kami untuk bercinta. Pagi itu selepas mengantar suamiku berangkat, aku menerima telepon.”Halo assalamualiakum betul ini sy bicarakan dengan mbak dewi?” terdengar nada seorang laki diseberang telpon.”wa alaikum salam, benar sy dewi, sy bicara dengan siapa?” aku benar2 tdk mengenali suaranya. “ saya anton, mbak. Saya temennya rendy, bisa kita bertemu? Saya sdh ada dikomplek mbak.” Deg, hatiku bergetar begitu nama rendy disebutkan “i...iya ndak papa, saya ada dirumah kok” aku sedikit gugup. “ baik mbak saya akan segera datang, assalamualaikum” anton menyudahi pembicaraannya “ wa alaikum salam” aku hanya bisa termangun.
Tak lama kemudian ada mobil sedan berhenti di depan rumahku, sesosok pemuda seumuran rendy turun dr mobil.”assalamualikum.....”, “Waalikum salam.....” aku membalas salamnya. “saya anton, mbak” ujarnya”Dewi” aku membalas uluran tangannya dengan hanya meletakan tanganku didadaku. “ada perlu apa, dek anton? Maaf saya tidak bisa terima tamu lama2 suami saya tidak ada dirumah” aku member penegasan agar anton segera memberi kabar tentang rendy.”langsung aja, mbak. Kedatanganku kesini untuk mengabarkan klu sudah seminggu ini rendy sakit. Sakitnya semakin parah karena semua makanan tidak dapat dimakan. Tiap hari ia hanya menyebut nama mbak dewi. Akhirnya kuputuskan untuk menemui mbak dewi”Aku menghela nafas panjang mendengar ceritanya”lalu apa yang bisa kulakukan? Aku juga bukan seorang dokter?”.”setidaknya jenguklah dia, mbak” aku bingung harus bagaimana.”klu mbak masih bingung aku bisa meninggalkan alamat kontrakan kami” tak lama ia menyodorkan secarik kertas berisi alamat.”aku pamit dulu, mbak. Assalamuaikum” “wa alikum salam” aku hanya bisa memandangi kepergian anto dari ruang tamuku. Tak lama berselang aku menjadi gundah antara rasa kasihan dan gengsi akhirnya aku memutuskan untuk pergi kealamat kontrakan rendy. Dengan menaiki taksi dan sengaja aku memakai cadar agar tidak dikenali orang akupun meluncur ke alamat tersebut.
Aku telah tiba disalah satu perumahan elit yang ada dikotaku, didepan pintu gerbang aku segera memencet bel. Tak lama kemudian tampak anton membukakan pintu gerbang. Rupanya ia sudah mengenali aku walaupun mukaku tertutup cadar.”assalamualikum” ”wa alaikumsalam. Mari masuk, mbak. Wah mbak tampak cantik walau pake cadar.””terimakasih” jawabku singkat sambil aku bergegas masuk krn aku kuatir ada orang yang melihat. Di ruang tamu yang mewah itu aku dipersilahkan dulu oleh anton, dia pamit untuk mengabari rendy. “Maaf, mbak. Sebelumnya aku minta maaf, rendy tidak bisa bangun, bagaimana kalau mbak menjenguk rendy dikamarnya” aku termenung sejenak, sebenarnya berat juga untuk melangkah tetapi sudah kepalang basah. Akhirnya aku memilih untuk menengok rendy dikamarnya. Waktu pertama aku kekamarnya kulihat betapa nyaman kamarnya, bersih dan besar. Kulihat diranjang rendy tergolek dengan muka pucat ”Assalamualikum, dek rendy”. Rendy memalingkan mukanya menghadapku”walaikum salam” jawabnya bergetar. Aku hanya berdiri mematung melihat keadaan rendy. Tak lama anton datang membawakan minuman dan menggeser sofa agar aku bisa duduk disamping ranjang.
Aku dipersilahkan minum”Minum dulu mbak,aku permisi dulu ada keperluan”,”iya dek makasih” aku meminum minuman yang disusuhkan lalu anton pergi keluar tak lama kemudian deru mobil meninggalkan rumah. Kini aku sendiri bersama rendy, sampai saat ini aku tidak menyadari ada keinginan lain dari rendy.”dek kamu kok bis gini?” tanyaku ke rendy.” Aku mencintaimu mbak. Siang malam aku memikirkanmu”. “Kau tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi”aku bergetar seolah tubuhku mulai dirambati panas entah dari mana. “aku tahu mbak, maafkan aku” tangan rendy sudah memegang tanganku dengan erat.”Ijinkan aku hanya mencium tanganmu,mbak” krn rasa iba kuijinkan rendy menciumi tanganku. rendy mencium punggung tanganku dengan lembut.
Ciuman di punggung tangan ku yang juga disertai kecupan kemudian jilatan lidah oleh rendy semakin merembet seiring dengan rembetan syahwat birahiku. Bibir rendy mulai mengulum jari-jari lentik ku. Amppuunn… aku tersadar diantara birahiku, ternyata minuman itu telah dicampur oleh obat perangsang Perasaan ku menjadi merinding dan berdesir, tiba-tiba kini datang sebuah sensasi lain yang bertolak belakang terasa sedang merambati sanubariku, demikian angin lembut membisik di telingaku. Sensasi itu berupa energy yang menggelitik dan membangunkan saraf-saraf libidoku. Sebuah rangkaian isyarat dari libidonya yang membangkitkan hasrat birahi. Kuluman dan jilatan bibir dan lidah rend langsung menerpa syahwatnya. Aku merasa seakan dibanting dan kemudian dilemparkan ke orbit nikmat syahwat yang tak bisa diucapkan dalam kata.
Bibir dan lidah kasar rendy yang mengulum dan mejilati jari-jariku membuat aku terbangkit dari lumpuhku. Tubuh dan jiwa ku disentak-sentakkan untuk menerima sebuah nalar baru. Seakan bertekuk lutut pada apa yang tak mampu aku hindarkan. Aku mendesah dan melenguh panjang, aku telah tenggelam dalam hasrat seksual yang sangat tinggi. Sesudah tak terjamah oleh lelaki selama 1 bulan dan karena pengaruh obat perangsang aku begitu ingin dipuasi.. Rendy sepertinya tanggap pada apa yang kini menyergap diriku. Rendy mulai menindih tubuhku untuk kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Disingkapkan cadarku tanpa melepaskan jilbabku Bibir rendy dengan rakusnya menerkam bibirku. Lidahnya diruyakkan ke mulut ku untuk mendapatkan lidah ku.aku merasa demikian kehausan pertama aku tidak menyambut lidahnya sampai akhirnya ujung lidahnya menyapu ujung atas bibirku menyebabkan gairahku berkobar. Yang aku rasakan kini adalah kenikmatan saling pagut dan lumat antara mulutku dengan mulut rendy. Desah dan lenguh saling bersahutan keluar dari mulut kami. Dengan desah, lenguh dan rintihan itu aku telah mendongkrak semangat rendy menjadi berlipat kali. Dia semakin kiprah dengan jilatan dan kecupannya. Arus birahi ku spontan menuntun untuk memeluki bahu dan leher rendy dan saat itulah rendy mulai membuka jilbab yang aku kenakan. Ketika kurasakan gigitan kecil dileherku aku hanya berharap bahwa itu tidak akan meninggalkan bekas dikulitku.”mbak aku ingin memberikan cintaku” aku hanya membalas dengan menjambak rambutnya.
Perasaanku dan hargdiriku benar kucampakan karena birahiku sudah tak mampu lagi aku kontrol.aku sadar rendy sudah sedemikian ahli dalam soal bercumbu. Ciuman rendy telah kembali ke bibirku, Ia mulailah perlahan menuju bagian tubuh sensitif lainnya. Dibuka kancing depan yang ada di jubahku, Perlahan makin turun hingga pada belahan dadaku itu. aku makin melayang, antara sadar dan tidak sadar aku membiarkan rendy melepas satu persatu kancing bajuku. Saat itu aku memakai jubah terusan, dengan mudah jubah itu meluncur jatuh kelantai saat semua kancingnya terlepas. Kini nampak payudara ku yang masih terbungkus indah oleh sebuah bra berenda-renda hitam. Warna yang kontras dengan warna kulitku yang putih bersih. Namun rendy tak mau benda itu menghalangi hasratnya, ia tahu segera melepas pengaitnya. Rendy menggigil saat ke dua daging kembar ku menyembul dari balik pembungkusnya. aku sendiri sudah terperangkap dalam hasrat birahiku sendiri, aku tak kuasa menolak perlakuan rendy, Malah aku kini cenderung memberi peluang rendy bertindak lebih jauh. Aku menikmati setiap jamahan rendy pada tubuhku Perlahan cumbuan rendy berpindah ke dadaku, rendy membuka mulutnya lebar-lebar, lalu perlahan dibenamkannya ke salah satu puting susu ku lalu menghisapnya kuat.Lidahnya menjilat ke seluruh permukaan bukit kembar ku seolah menjilat ice-cream. Kedua puting susu ku dihajar secara bergantian hingga mengacung tegak kedua-duanya.
“Oohh… oohhhh… ooohhhhhh ren....” suara rintihan ku tak lagi tertahan. Tubuhku mengelinjang gelinjang karena nikmat akibat perbuatannya. Putingku menjadi sangat sensitif, rendy benar-benar berpengalaman melakukannya. Aku tak menyadari tubuhku kini sudah terbaring diatas kasur, dadaku terlihat naik turun mengiringi nafasku yang mulai tak beraturan. Sejak tadi celana dalamku sudah terasa sangat basah oleh cairan bening yang terus menerus mengalir keluar dari kemaluannku. Sambil terus menyusu tangan rendy mulai mengelus-elus permukaan perut ku yang rata. Jemarinya bermain disekitar pusar ku, lambat laun bergerak menjelajah semakin ke bawah meraba bagian dalam paha. perlahan menelusup ke pangkal paha, dan mulai mengelus gundukan bukit kemaluan ku yang masih tertutup celana dalam renda-renda hitam. Lalu jemarinya menemukan gundukan itu sudah basah dengan sebuah garis membelah tercetak pada permukaan kain celana dalamku. Tangan rendy meremas lembut gundukan ku dan menggunakan jari tengahnya mengusap belahan tipis tersebut, perlahan ke atas dan kebawah. aku menggigil rangsangan yang tiada henti silih berganti. Hingga akhirnya jemari Rendy bergerak ke samping. Jemariku berusaha mempertahankan penutup tubuhku yang terakhir ketika aku rasakan rendy perlahan berusaha menariknya ke bawah. “Ohhh!! Reenn.. jangannn yang ituuu … …” ujar ku lirih. Perlahan rendy melepaskan cumbuannya pada dada ku , berangsur kecupan-kecupannya turun semakin ke bawah. Lalu ia sampai pada tempat diantara pahaku, Percuma saja aku berusaha merapatkan kedua kakiku. Kepala rendy sudah terlebih dulu masuk di antara kedua pahaku . rendy berhasil membenamkan wajahnya pada selangkanganku . Walau masih tertutup oleh celana dalam, lidahnya menjilati seluruh permukaan kain lembut itu. Gundukan itu semakin basah oleh air liur rendy terutama pada belahanku. Jemariku tak kuasa lagi mempertahankan celana dalamku ketika untuk kedua kalinya rendy menariknya. benda itu akhirnya menyusul lepas sehingga kini tubuhku sudah tak tertutup selembar benangpun. “mbak..dewi.....cantikkk sekalii….” Bisiknya lirih “rennnn......kamu liat apaaa?…..aaa”Dengan ke dua telapak tanganku secara spontan menutup selangkanganku karena malu. Wajah rendy hanya beberapa mili dari milikku yang paling pribadi. Rendy mengecupi kedua pahaku pelan-pelan hingga ke sekitar selangkangan termasuk jemari lentik ku. Lama rendy bermain di situ, perlahan jemariku membuka dengan sendirinya. Aku hanya terlentang pasrah. Semuanya sudah terlanjur sulit untuk dihentikan lagi. Kini tak ada penghalang lagi bagi mulut dan lidah rendy untuk mengeksplorasi bagian paling intim milik aku. “Ohhh…” desah ku saat rendy mengecup lembut belahan bibir kewanitaanku . rendy mengecup lagi.. dua kali…tiga kali..lidahnya disapukan dari dari bawah hingga ke atas. Crass..crasss..cairan memancar meleleh keluar dari belahan vagiana dan kemaluanku . Dengan penuh ketelatenan dia melahap dan menghisap tiap mili vagina ku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan sesekali sapuannya menyentuh kelentitku . Jilatan lidahnya segera ia pusatkan ke situ, ia memulai menjilat dengan lembut. Secara perlahan-lahan sekali, lalu gerakan lidahnya dipercepat dan tekanannya makin kuat. Kelincahan lidahnya bergerak memberikan sensasi luar biasa bagi ku. Sesekali rendy menggunakan bibirnya untuk menghisap kelentiku itu seakan-akan ia berciuman dengan vagina ku. dan secara bersamaan lidahnya menggelitik kelentitku yang berada di tengah dengan gerakan lidah. Perlahan, kuluman dan jilatan pada kelentitku membuatnya mengeras bak sebuah kacang. Aku menunduk untuk melihat perlakuannya terhadap selangkanganku aku terpekik pekik-pekik kecil dibuatnya. Rasa geli dan sengatan birahi membuat aku semakin tak mampu menahan laju gairah Rendy Kedua paha ku mengepit kepala Rendy. Sampai akhirnya sebuah orgasme datang menyapaku untuk pertama kali dalam kehidupan ku, kudapatkan dari oral sex. “Auuuwwwwwww!!!!…rennnnn!!!!!!!!” aku terpekik tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat. Otot-otot vaginaku mengejang dahsyat, berkontraksi kuat dan berirama, cairan cintaku memancar lebih banyak lagi hingga tumpah di sprey.“Inikah yang disebut orgasme oral? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan. Tapi aku memperoleh orgasme pertamaku dari jilatan-jilatan lidah dari orang yang bukan suamiku” pikirku. Aku benar dibawah pengaruh obat perangsang, setelah orgasmepun aku masih memiliki gelora seolah tiada habisnya. Masih tersisa rasa maluku untuk meminta rendy agar segera memuaskan aku dengan penisnyai. Aku masih menikmati sisa2 orgasmeku, rendy segera menindih tubuhku. Ia berusaha merentangkan kedua pahaku, namun aku bergeming kusilangkan kedua kakiku. Rendy tak juga mau menyerah, dengan telaten dimasukkan kontolnya diantara jepitan pahaku. “Rendy… kamu mau apaaa?..”
“mbak pernah petting ngga?” bisik Rendy ketelingaku, aku menggeleng, aku sungguh tak mengenal istilah tersebut. “Kita cobain yuk” bisiknya lagi,“rennnn.....jangan….aku ngga mauu”“ngga pa pa… Rendy Cuma mau masukin kepalanya aja trus Rendy cabut lagi” Rendy mengosokan ujung penis ke atas dan kebawah pada bibir vagina ku. “ja..ngannn rennn ..ohhhhh”Rendy dalam posisi yang tepat sehingga aku tak kuasa mencegahnya. Leppp!!! Ujung kulup Rendy yang mbdol besar itu lenyap juga membelah dan masuk ke belahan liang ku. “ngga sakit lagi kan mbak? Rendy masukin lagi ya mbak seperti tadi?”“ngga mau ah” aku masih menahan gengsi. “ Rendy janji ngga dalem-dalem” aku mengeliat saat benda itu kembali bersarang di kewanitaanku, diiringi geli dan nikmatnya bukan kepalang. Setelah masuk Rendy menahannya lebih lama dari tadi. Pinggul Rendy mulai bergerak mundur maju mengocok lembut vagina ku. Ia tarik mundur sedikit namun tak sampai penisnya lepas tercabut lalu kembali melesak masuk lagi sedalam tadi. Memang tak banyak gerakan yang dibuat Rendy, namun itu cukup untuk membuat aku menggelinjang nikmat.
Ia gosokan penisnya ke atas dan ke bawah belahan vaginaku menyentuh klitoris lalu lalu perlahan bulatan kepala masuk hingga memenuhi pintu vaginaku “uhh.. dia masuk lagiii” gumamku lirih. Rendy mengocok dengan cepat. Membuatku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Rendy. Beberapa menit ini aku cukup kelabakan menangani napsu anak ini yang tak kunjung reda. Aku harus berusaha menghindari Rendy, aku takut makin terhanyut oleh permainan anak itu hingga akhirnya harus menyerahkan milikku yang paling berharga. Namun selalu seperti sebelumnya, aku tak bisa. aku tak sanggup menolak. Naluri kewanitaanku juga menginginkan belaian-belaian dari rendy.Kenikmatan itu begitu memabukkan, membuatku ketagihan, Ughh…penis itu kembali menancap vaginaku. Gatal nikmat menjalar cepat menyengat selangkanganku akibat ujung sengat Rendy. “Mbak….” “Egg?”
“boleh ya mbak, kali ini … Rendy masukan semua titit Rendy kepunya mbak?” aku telah menduga sejak awal kalau akhirnya rendy akan meminta hal itu juga. “Jangan rennn …, Rendy kan sudah janji . tidak akan melakukan lebih dari hanya sebatas petting..” Dengan akal sehatku, aku masih berusaha mengendalikan hasrat pada dirikuyang juga menggelora. Aku bukan tidak tahu resiko permainan apiku dengan Rendy . Hanya tinggal satu langkah lagi akudan Rendy akan melakukan apa yang hanya boleh aku lakukan dengan suamiku yang sah. “Rendy ngga mau ingkar janji sama mbak, tapi…kalau mbak ijinkan meski hanya sekali ini saja Rendy ingin menjadi laki-laki yang ngentot sama ibu, demi cinta Rendy sama mbak” Rendy masih menindih tubuh sintal aku, itupun Ia terus menerus memberikan rangsangan terhadap tubuh ku, mulutnya menghisap kuat puting sebelah kiri payudara ku karena ia tahu yang kirilah yang paling sensitif. Sementara kepala penisnya tetap bergerak keluar masuk dalam kelopak vagina ku, ini adalah posisi paling aku sukai Ia merasakan kenikmatan ganda. Hampir satu jam lamanya ia melakukannya. Entah kenapa Rendy tak kunjung ejakulasi padahal aku sudah empat kali memperoleh orgasme. Semakin lama vaginaku semakin sensitive terhadap rangsangan. Bahkan orgasme yang terakhir barusan nyaris membuat air kecingku ikut memancar keluar bersama cairan cintaku. Rasanya aku tak mampu terus menerus melawan kemesraan yang diberikan Rendy padaku
“Rennnn……masuk..kan…semuaaa, mbak tak tahann lagiii ohhhh…” akhirnya aku berbisik demikian ke telinga Rendy, Rendy bukan main terkejut namun gembira mendengar penyerahan terakhir kunya itu, sungguh ia tak menyangka akhirnya aku mengijinkannya melakukan penetrasi penuh ke liang senggamaku. “ughhh mbakkkk.… Rendy entot sekarang ya?” ujar rendy lirih “Iya rennn..iya.. milikii mbak sayangg!!!! Ohhh!!” rintih ku. Tak ada rasa malu yang tersisa aku sudah tak peduli lagi terhadap statusku sebagai seorang istri ustad. Birahiku sudah sampai pada titik puncak Kini aku hanya butuh penuntasan dari rendy menggumuliku.
Tak membuang waktu Rendy mendekap tubuh sintal ku Mulutnya menyergap kembali putting sebelah kiri ku.
Melumatnya untuk meningkatkan rasa nikmat bagi ku sebelum penyatuan itu terlaksana. Hingga tak terlalu sukar bagi penis Rendy melakukan penetrasi total. Rendy menurunkan pinggulnya dan dengan satu hentakan lembut kewanitaanku merengang dan terkoyak“Awww.. Rennnn!!!” pekik ku lirih perih saat kontolnya memasukki lorong nikmatku, jemarinya mencengram pinggul Rendy. Penis nya terus mendesak masuk perlahan menjamahi semua keindahan yang sudah sekian lama didambakannya di dalam sana hingga akhirnya berhenti setelah ujungnya yang berkulup menyentuh dasar liang cintaku. Penantian Rendy selama ini telah menjadi kenyataan, kini aku sudah menyerah secara utuh dalam dekapan eratnya. Kulit ku yang halus lembut bersentuhan tanpa penghalang dan batas apapun dengan tubuh kasar Rendy. Kemaluan kami bertaut erat menyatu dengan sempurna seakan penis Rendy memang tercipta bagi vaginaku begitupun sebaliknya. “Ougghhh..rennnn…pelann pelannn…” aku mulai merasakan sengatan nikmat melanda selangkanganku, Rendy mengocok lembut daging kejantanannya. Ditariknya sedikit sejauh satu senti menghujam lagi perlahan hingga menyentuh dasar rahim lalu dua detik ditahannya di sana. Berulang-ulang ia ulangi gerakan itu“Ouhh…uuu..rennn” aku mengangkat pinggulku tiap kali kontol Rendy ditarik keluar, begitupun bila penis Rendy menekan masuk, aku mengikuti arah gerakannya. Vaginaku begitu penuh sesak oleh daging cinta hitam milik Rendy. Gatal dan nikmat makin tak tertahankan. Ketika orgasmenya datang akupun pun terpekik “rendyyyyyyy!!!!!!!!……Oughhhhh……”
akupun mempererat dekapanku, Kedua kakiku melingkar dipinggul Rendy dan menekannya. Ini orgasme ku hasil persetubuhan secara penuh dengan Rendy. Bola mata ku lenyap hanya tinggal putihnya. Cairan cintaku memancar deras, sungguh tak terkira nikmatnya, jauh lebih nikmat dari sebelumnya, bahkan berjuta kali jauh lebih nikmat dari petting barusan. Rendy tahu apa yang harus ia lakukan saat itu, Ia berusaha menambah sensasi kenikmatan orgasme bagi ku. Sambil bertahan ketika vagina ku berkontaksi melumat penisnya, ditekannya benda itu sedalam dan selama mungkin pada kemaluan wanita itu. Lalu dikerahkannya kekuatan otot kemaluannya untuk membuat denyutan-denyutan berirama dan keras, nampaknya ia berhasil. Vaginaku masih terus menghisap penisnya hingga satu menit. “mbak….dewi…enaakkkkkk!!”Rendypun terpekik dalam sensasi nikmat. Rendy menggigil menahan nikmat namun ia tak mau berakhir secepat itu. Spermanya seakan ingin meledakan di ujung penisnya namun masih dapat ia pertahankan sekuat tenaga. Rendy tetap mengocok penisnya kali ini secara cepat. aku terkejut gerakan Rendy kali ini membuatku begitu cepat melambung“Ohh.. Rendyiii… kamu kuat sekaliiiii” Nampaknya sesi kali ini tidak berlangsung lama, baik Rendy maupun aku tak mampu lagi bertahan.“mbak dewi sayaaang…Rendyii sudah mau keluaarrr!!” aku mengeratkan jepitan kakiku pada pinggul Rendy mencegahnya untuk mencabut penisnya. Segera hanya hitungan detik, orgasme dasyat melanda kami berdua. Seketika itu juga Rendy menekan tititnya secara penuh dan membentur mulut rahimku. “arrrggghhhhhsss…........Rendyyyyyyyyyy” jeritku disusul Vagina ku berkontraksi hebat melumat tiap senti daging penis Rendy, menghisapnya dengan segenap cinta dan kepasrahan. aku rasakan sekujur tubuhnya menggigil. Kesadaranku sejenak hilang, pandangannya nanar, serasa jiwanya melayang tinggi, raganya serasa terendam ke dalam samudera kenikmatan ragawi yang tak bertepi. Secercah cahaya putih yang berpendar di matanya lalu menjadi kabur. Entah berapa lama ia tak sadar.Rendy pun mendekap erat tubuhku. “Ouggghhhhh..mbak!!!!!!..Rendy keluarrrrrr!!!!” pekiknya merasakan kenikmatan yang datang jauh lebih dasyat dari pada sebelumnya. Nampaknya kali ini Rendy tak mampu bertahan lagi. Pertahannya runtuh oleh nikmatnya lumatan dasyat vaginaku sungguh membuat kejantannya tak berdaya. Penis rendy berdenyut denyut kencang, air mani yang tersimpan dalam testisnya selama hampir satu jam ini tak tertahankan meletup dari ujung kepundannya dan memancar deras pada tiap denyutannya.
Denyutan yang menghentak berulang-ulang jauh lebih dering dan keras dari biasanya, Rendy seakan-akan ingin mengosongkan seluruh isi testisnya ke dalam rahim ku. Orgasme dasyat itu berlangsung sekitar satu setengah menit namun bagi ku dan. Setelah orgasme ku mereda dan kesadaran kembali pulih, aku berusaha mengatur napasnya. Penis Rendy pun masih menancap ketat.“Uhh..rennn…cabut duluu” pinta ku lirih ketika aku rasakan kewanitaanku agak ngilu.Rendy mencabut perlahan meski ia masih ingin berlama-lama di dalam situ. “Plokk…” saat benda itu terlepas sebagian sperma Rendy tumpah ke seprey. aku memperhatikan bercak-bercak lendir putih menempel pada penis Rendy. Aku tersadar telah melakukan hal terlarang dan telah larut didalamnya. Kepalaku menjadi semakin berat, tiba2 gelap telah menutup mataku dalam keadaan bugil aku tidak sadarkan diri didepan mata rendy... - See more at: http://sarangcewek.blogspot.com/2014/06/nafsu-meledak-tak-tertahan-padahal.html?zx=c8d6d8a629430020#sthash.XxElCBir.dpuf